Profesionalisme adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik dan benar dan juga komitmen dari para anggota dari sebuah profesi
untuk meningkatkan kemampuan dari seorang karyawan.
Profesional sendiri mempunyai arti seorang yang terampil, handal dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas (Profesinya).
Profesional sendiri mempunyai arti seorang yang terampil, handal dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas (Profesinya).
Ciri-ciri
profesionalisme:
1.
Punya ketrampilan yang tinggi dalam
suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi.
2.
Punya ilmu dan pengalaman serta
kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi
cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar
kepekaan.
3.
Punya sikap berorientasi ke depan
sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang
di hadapannya.
4.
Punya sikap mandiri berdasarkan
keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat
orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan
pribadinya.
Profesi bagi Lulusan Teknik Industri
dan Kode Etiknya
Teknik Industri adalah suatu bidang keilmuan yang
mempelajari bagaimana merancang, mengatur dan mengaplikasikan semua
faktor-faktor seperti manusia, mesin, metode, material, lingkungan menjadi
suatu sistem dalam lingkup yang berhubungan dengan fungsi pabrik, seperti
penelitian dasar, penelitian operasional, pengembangan terhadap suatu produk
baru, melalui rekayasa-rekayasa industri, desain produk, perancangan sistem
kerja, perawatan mesin, sistem produksi hingga pada kualitas hingga ke
pelayanan purna jual terhadap produk tersebut.
Teknik Industri memiliki ruang lingkup yang sangat luas
tidak hanya dalam penelitian dan desain suatu produk yang berhubungan dengan
teknologi tetapi juga mencakup aktivitas bisnis contohnya seperti sistem
pemasaran yang dijalankan perusahaan, keuangan, pengembangan sumber daya
manusia, dan lain-lain. Kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama lain.
Teknik Industri merupakan gabungan dari ilmu matematika,
fisika, pengetahuan teknik dan aktivitas bisnis seperti system pemasaran,
keuangan, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain, yang fundamental
dengan prinsip-prinsip dan metode-metode dari desain dan analisis keteknikan. Meskipun
merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, tetapi Teknik Industri tetap
berakar pada keilmuan teknik yaitu proses perancangan (design). Obyek yang
dirancang dalam Teknik Industri adalah sebuah sistem, bukan sesuatu yang konkret
seperti jembatan, gedung, pesawat terbang, atau yang lain.
Berdasarkan kondisinya dilapangan, seorang sarjana teknik
industri tidak hanya dituntut untuk bisa menjalankan atau melaksanakan tugas
diatas tetapi juga diharapkan dapat berperan penting dalam suatu pengambilan
keputusan sebagai suatu penggagas ide yang mempunyai pengaruh kuat dalam
perusahaan. Ilmu Teknik Industri dapat dibagi ke dalam tiga bidang
keahlian, yaitu Sistem Manufaktur, Manajemen Industri, serta Sistem
Industri dan Tekno-Ekonomi.
Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan
pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan
efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi,
dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian,
pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek
manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam
Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan
Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan
Ergonomi.
Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian
yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan
nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada
keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang
dinamis. Bidang ini cenderung bergerak ke arah persoalan-persoalan yang
bersifat makro dan strategis. Persoalan yang dihadapi seringkali sudah tidak
ada lagi bersangkut-paut dengan problem yang timbul di lini produksi (sistem
produksi) ataupun manajemen produksi/industri; melainkan sudah beranjak ke
persoalan diluar dinding-dinding pabrik. Jenis bidang keilmuan yang
dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan,
Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen
Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.
Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah
bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan
daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi,
informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas
bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam
Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri,
Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis
Data. Bidang keahlian teknik industry tersebut dapat dijelaskan melalu bagan
sebagai berikut.
Bagan Bidang Keahlian Teknik Industri
Bidang keahlian Sistem Manufaktur terdiri dari Production
Engineer/Officer/Manager, Facility Layout and Plant Designer, Product Design
and Development, PPIC Officer/Manager, Maintenance Office/Manager. Bidang
keahlian Manajemen Industri terdiri dari Business Excellence Team, Standard and
Procedure Development Officer, Marketing Manager, QA (Quality Assurance)
Officer/Director, Process Planner, Operations Staff until Directors. Bidang
keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi terdiri dari Plant Energy Manager,
Building/Facility Energy Manager, Utility Energy Auditor, Utility Energy
Analyst, Consulting Energy Engineer/Manager, DSM Auditor/Manager.
Manajemen produksi (Production Engineer/Officer/Manager) adalah
salah satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan
dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu
dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan. Tugas dari manajemen produksi ada dua yakni:
1. Merancang
sistem produksi
2. Mengoperasikan
suatu sistem produksi untuk memenuhi persyaratan produksi yang ditentukan.
Proses
produksi meliputi:
1. Proses
ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.
2. Proses
fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses
analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan kerosin.
4. Proses
sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
5. Proses
perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan motor.
6. Proses
penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam bidang
administrasi keuangan.
Ruang
lingkup manajemen produksi, yaitu:
1. Perencanaan
sistem produksi
2. Perencanaan
operasi dan sistem pengendalian produksi
Production
Engineer/Officer/Manager memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu
merahasiakan sistem produksi perusahannya, menjaga keamanan dari spesifikasi
mutu produk yang dapat meningkatkan kualitas produk menjadi lebih tinggi.
Facility Layout and Plant Designer merupakan salah satu
bidang keahlian teknik industri yang tugasnya merancang dan memperbaiki
layout baik dari pabrik maupun stasiun kerja, bagaimana susunan dan urutan
fasilitas kerja terbaik sehingga aliran barang atau proses bisa berjalan dengan
tanpa hambatan atau berbelit-belit sehingga memakan waktu yang berharga.
Facility Layout and Plant Designer memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu
dapat menyimpan rahasia kekurangan dan kelebihan fasilitas yang dimiliki
perusahaan tersebut, tidak menyalahgunakan fasilitas yang akan dirancangnya,
memperbaiki layout seefisien mungkin dengan dana yang tidak disalahgunakan.
Product Design and Development (Desain dan Pengembangan
Produk) merupakan bidang keahlian teknik industri yang tugasnya merancang dan
membuat inovasi suatu produk yang akan diproduksi, memilih material yang cocok
digunakan untuk produk yang akan dibuat. Produk bukan hanya terus dirancang
sepanjang perusahaan terus berdiri, tetapi juga membuat rancangan produk baru
untuk bersaing dengan competitor yang lain agar tidak gulung tikar dan memikat
masyarakat. Product Design and Development memiliki kode etik dalam bekerjanya,
yaitu menjaga rahasia perusahaan mengenai inovasi produk yang belum
diluncurkan, tidak membocorkan rahasia perusahaan yang menjadi tolok ukur
kemajuan perusahaan.
PPIC Officer/Manager memiliki tugas dalam penyusunan
jadwal produksi dan pengadaan/pembelian dari setiap seluruh fasilitas produksi
serta bagaimana menyimpannya, untuk memastikan bebas hambatannya proses
produksi, tentunya harus memperhatikan bahwa semua material utama dan pendukung
harus tersedia ketika produksi dilakukan. PPIC Officer/Manager memiliki kode
etik dalam bekerjanya, yaitu menggunakan dana untuk pengadaan material sebaik
mungkin dengan tidak menyalahgunakannya, tidak membocorkan rahasia dari proses
produksi yang dilakukan.
Maintenance Office/Manager memiliki tugas menjaga tingkat
operasi dari setiap sumber daya (mesin, peralatan dsb) dalam
kondisi optimal melalui manajemen pemeliharaan. Maintenance Office/Manager
memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu membuat jadwal pemeliharaan mesin,
peralatan dsb dengan dana yang telah ditentukan, tidak membocorkan rahasia
perusahaan mengenai peralatan apa saja yang di-maintenance secara berkala .
Business Excellence Team memiliki tugas sebagai pemimpin
yang membangun sebuah tim kerja yang hebat (bagus), bagaimana membangun tim
dengan kerjasama yang baik yang dapat membantu kelancaran proyek tersebut
dilaksanakan. Karena dengan adanya Tim Hebat (Super Team), dapat
mencapai kesuksesan. Sebagai seorang pimpinan, harus membangun sebuah tim yang
hebat agar kesuksesan bisa diraih dengan hasil optimal dan tepat waktu.
Business Excellence Team memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu tidak
berbicara yang dapat menyinggung rekan satu tim agar selalu terjalin
kekompakan, menjaga rahasia masing-masing tim dan menghormatinya sebagai
manusia yang tidak luput dari kekurangan, mencari kelebihan masing-masing tim
dan menggunakannya secara bijaksana dalam rangka memajukan dan meraih
kesuksesan.
Standard and Procedure Development Officer memiliki
tugas mengevaluasi standar waktu kerja dan merancang cara kerja manual
terbaik. Membuat bagaimana seluruh sistem kerja berjalan dengan sebagaimana
mestinya sesuai dengan tugas yang seharusnya. Standard and Procedure
Development Officer memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu tidak
menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan, mengetahui kelebihan dan
kekurangan pekerja dan menghormatinya dengan tidak memanfaatkan kekurangan
masing-masing pekerja.
Marketing Manager memiliki tugas bertanggung jawab terhadap manajemen
bagian pemasaran, bertanggung-jawab terhadap perolehan hasil penjualan dan
penggunaan dana promosi. Selain itu, manajer pemasaran juga bertugas sebagai
koordinator manajer produk dan manajer penjualan, membina bagian pemasaran
serta membimbing seluruh karyawan dibagian pemasaran, membuat laporan pemasaran
kepada direksi. Marketing Manager memiliki kode etik dalam bekerjanya,
yaitu berkata sejujur mungkin kepada konsumen dengan tidak dibuat-buat, menarik
perhatian konsumen dengan cara yang tidak curang, tidak memaksa konsumen agar
harus tertarik dengan produknya, menjaga rahasia perusahaan mengenai kekurangan
produk tersebut.
QA (Quality Assurance) Officer/Director memiliki tugas menjamin mutu
produkyang berasal dari mutu proses yang baik. Kualitas produk merupakan hal
yang paling penting, karena konsumen memiliki kebutuhan yang tinggi akan
kualitas produks yang baik. QA (Quality Assurance) Officer/Director memiliki
kode etik dalam bekerjanya, yaitu menjaga rahasia perusahaan mengenai
peningkatan kualitas produk yang merupakan salah satu rahasia yang paling
penting yang membedakan dengan kompetitor lainnya.
Process Planner memiliki tugas mejadwalkan produksi setiap
mesin didekorasi, membuat material request (MR) dan manufacturing order (MO),
memantau output produksi harian didekorasi, serta menghitung efesiensi
produksi. Process Planner memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu memesan
material kepada supplier sesuai dengan yang telah dijadwalkan.
Operations Staff until Directors memiliki tugas
memastikan jalannya produksi dan operasi secara efisien dan efektif hingga
mendapatkan sebuah sistem produksi atau operasi yang terbaik (excellence).
Operations Staff until Directors memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu
dapat menyimpan rahasia kekurangan dan kelebihan fasilitas yang dimiliki
perusahaan tersebut, tidak menyalahgunakan fasilitas yang akan dirancangnya,
memperbaiki layout seefisien mungkin dengan dana yang tidak disalahgunakan.
Plant Energy Manager memiliki tugas melakukan persiapan
dan seleksi tenaga kerja/ Preparation and selection, pengembangan dan evaluasi
karyawan / development and evaluation, Memberikan kompensasi dan proteksi pada
pegawai / compensation and protection. Plant Energy Manager memiliki kode etik
dalam bekerjanya, yaitu menyeleksi tenaga kerja sesuai denga keahlian
dibidangnya dengan tidak membocorkan kekurangan dari pekerja tersebut pada saat
bekerja, memberikan pertanyaan sejujur mungkin kepada calon pegawai dan tidak
memojokkan calon pegawai jika tidak memenuhi spesifikasi pegawai yang
dibutuhkan.
Building/Facility Energy Manager memiliki tugas membuat
perencanaan keseluruhan proyek, pengerahan (mobilisasi) sumber daya, pengerahan
(menggerakkan) partisipasi masyarakat, pengganggaran, pelaksanaan pembangunan
yang ditangani langsung oleh pemerintah, koordinasi, pemantauan dan evaluasi,
serta melakukan pengawasan. Building/Facility Energy Manager memiliki kode etik
dalam bekerjanya, yaitu menggunakan sebaik mungkin dana yang telah diberikan
untuk pembangunan proyek tersebut, berkata dengan sebaik mungkin kepada
pemerintah dengan tidak mengada-ada misalnya penambahan dana pembangunan.
Utility Energy Auditor memiliki tugas menghitung audit
energi yang digunakan untuk proyek atau produksi. Energi dihitung untuk
mengetahui banyaknya energi yang telah digunakan untuk dilakukan perbaikan
selanjutnya agar dapat digunakan lebih efisien dari sebelumnya. Utility Energy
Auditor memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu berkata jujur kepada pemilik
perusahaan jika energi yang digunakan melebihi batas yang telah ditentukan,
melakukan audit dengan sejujur mungkin dan tidak memojokkan suatu bagian dari
perusahaan jika terdapat kejanggalan mengenai energi yang telah digunakan.
Utility Energy Analyst memiliki tugas menganalisis energi
yang digunakan dalam proses produksi (proyek), merencanakan ulang energi yang
akan digunakan selanjutnya untuk proyek selanjutnya secara efisien. Utility
Energy Analyst memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu memberikan hasil
analisis penggunaan energy secara jujur kepada perusahaan, tidak
menyalahgunakan kepercayaan yang telah diberikan sebagai utility energy
analyst. Menjaga sebaik mungkin rahasia perusahaan kepada pihak lai yang tidak
bersangkutan.
Consulting Energy Engineer/Manager memiliki tugas membantu
manajemen konstruksi, mulai dari perizinan, pembangunan, penyerahan/pra
operasional, operasional/memanage building, dan juga marketing.
Consulting Energy Engineer/Manager memiliki kode etik dalam bekerjanya, yaitu
berkata sejujur mungkin mengenai apa yang harus dilakukan bagi perusahaan dalam
menjalankan proyeknya, tidak menjerumuskan kliennya kepada tindakan-tindakan
yang tidak seharusnya dilakukan, membimbing dan member masukan sebaik mungkin
agar proyek yang ditanganinya dapat berhasil dan sukses, tidak membocorkan
rahasia kliennya kepada pihak lain yang tidak bersangkutan.
DSM Auditor/Manager memiliki tugas meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan yang digunakan oleh perusahaan listrik
untuk mempengaruhi pelanggan tentang waktu dan intensitas penggunaan energi
listrik sedemikian rupa sehingga dapat merubah kurva beban sesuai dengan dari
sisi pasokan perusahaan sehingga saling menguntungkan antara pelanggan dan
perusahaan listrik. DSM Auditor/Manager memiliki kode etik dalam bekerjanya,
yaitu berkata jujur kepada pemilik perusahaan dan tidak memperngaruhi konsumen
melalui jalan negative sehingga konsumen tidak lagi mempercayai perusahaan
tersebut. Membuat laporan se-transparan mungkin agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan dengan menyalahgunakan laporan yang akan dibuatnya.
Sumber:
https://ranisakura.wordpress.com/2010/06/04/ciri-ciri-profesionalisme/
http://prameswari-rizcha.blogspot.co.id/2012/06/profesi-bagi-lulusan-teknik-industri.html
No comments:
Post a Comment